Kerajaan Pertama di Tanah Jawa [Info Lengkap]

Kerajaan Pertama di Tanah Jawa – Nusantara memiliki segudang sejarah yang sangat berharga untuk generasinya.

Dalam hal kekuasaan dan politik, pernah berdiri berbagai kerajaan di berbagai daerah. Dari berbagai kerajaan yang ada, tulisan ini ingin memberikan informasi tentang kerajaan tertua di Tanah Jawa.

Berikut ini akan diuraikan 6 kerajaan pertama di Tanah Jawa;

Sejarah Kerajaan Pertama di Tanah Jawa

1. Kerajaan Salakanagara 

kerajaan salakanagara di pandeglang

Sebuah tim yang diketuai oleh Pangeran Wangsakerta menyusun sebuah Naskah Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, di dalamnya menjelaskan bahwa kerajaan Salakanagara merupakan kerajaan yang paling awal di nusantara.

Konon, Aki Tirem yang merupakan tokoh awalnya berletak di daerah Teluk Lada Pandeglang seperti yang disebut oleh Ptolemeus tahun 150.

Raja pertama kerajaan ini adalah Dewawarman yang berasal dari India. Ceritanya bermula ketika Dewawarman menjadi duta India di pulau Jawa kemudian menikah dengan Pohaci Larasati yang tak lain putri Aki Tirem sehingga menjadi menantu nya.

Ketika menaiki tahta Raja Salakanagara, Dewawarman I dinobatkan Prabhu Dharmalokapala Dewawarman Haji Raksagapurasagara. Adapun ibu kota Salakanagara adalah Rajatapura hingga tahun 362.

Dalam rentang waktu itu pula tempat ini menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I – VIII).

2. Kerajaan Tarumanagara 

kerajaan tarumanegara di bekasi

Keberadaan Kerajaan Tarumanegara ini dapat dilacak melalui sumber valid baik dari dalam maupun luar negeri.

Adapun sumber dalam negeri misalnya ditemukannya 7 buah prasasti batu yaitu empat buah di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten.

Dari prasasti-prasasti ini dapat diketahui bahwa Kerajaan Tarumanegara dibangun oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M, beliau memerintah sampai tahun 382 M.

BACA :  5 Kerajaan Islam di Indonesia yang Wajib Diketahui

Makamnya juga ada di sekitar sungai Gomatri (wilayah Bekasi).

3. Kerajaan Kalingga 

kerajaan kalingga di jepara

Kalingga merupakan kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah, pusatnya di daerah Kabupaten Jepara. Kalingga muncul sejak abad ke-6 Masehi.

Jejak keberadaannya dapat diketahui melalui sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima yang dikenal telah menerapkan hukuman potong tangan bagi pencuri.

Parwati yang tak lain Putri Maharani Shima menikah dengan seorang putera mahkota Kerajaan Galuh, Mandi Minyak (kelak menjadi raja ke -2 Kerajaan Galuh).

Maharani Shima memiliki cucu bernama Sanaha yang juga menikah dengan Raja ke-3 dari Kerajaan Galuh, Bratasenawa.

Bratasenawa dan Sanaha memiliki anak bernama Sanjaya, kelak menjadi raja Kerajaan Galuh dan Sunda sekitar tahun 723-732M.

Sebakda Maharani Shima mangkat, Sanjaya menggantikan buyutnya sebagai raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bhumi Mataram.

Kemudian mendirikan Dinasti Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.

4. Kerajaan Mataram Kuno 

kerajaan mataram kuno di magelang

Sebuah Prasasti yang ditemukan sekitar tahun 732 M telah mengenalkan kita akan keberadaan Kerajaan Mataram.

Prasasti yang terletak Desa Canggal bagian barat daya kota Magelang ini ditulis dengan huruf Pallawa dan diubah dalam bahasa Sanskerta.

Isi prasasti ini memperingati berdirinya sebuah lingga, yaitu lambang Çiwa yang berada di atas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja.

Daerah ini terletak di sebuah pulau yang mulia yaitu Yawadwîpa yang kaya dengan padi dan emas serta hasil bumi lainnya.

berdasarkan prasasti Canggil, Raja Sanjaya yang merupakan pendiri Lingga (Lambang Ciwa), juga merupakan pendiri Wangsa Sanjaya yang menduduki tahta Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah.

Raja Sanjaya belajar agama hindu kepada para pendeta yang ia panggil.

Tidak hanya itu, ia juga mendirikan candi-candi untuk memuja Dewa Siwa.

BACA :  5 Kerajaan Islam di Indonesia yang Wajib Diketahui

Pada pertengahan abad ke-8 Sanjaya meninggal dan kedudukannya di Mataram Kuno digantikan Rakai Panangkaran yakni sekitar tahun 760-780M, dan terus berlanjut hingga masa Dyah Wawa sekitar tahun 924-928.

5. Kerajaan Kanjuruhan

candi badut peninggalan kanjuruhan di malang

Dalam Prasasti Dinoyoyang ditulis dengan huruf Jawa Kuno itu diceritakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan.

Di desa Dinoyo daerah barat laut Malang diketemukan sebuah prasasti berangka tahun 760, berhuruf Kawi dan berbahasa Sanskerta,

yang menceritakan bahwa dalam abad VIII ada kerajaan yang berpusat di desa Kejuron dengan seorang raja bernama Dewasimha yang mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk Dewa Agastya dan diresmikan tahun 760.

Dalam Prasasti Dinoyo diceritakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan sebagaimana berikut;

  1. Sang Liswa yang merupakan putranya akan menggantikan Sang Raja setelah meninggal.
  2. Raja dan rakyatnya menyembah kepada yang mulia Sang Agastya
  3. Sang Liswa memiliki puteri yang disebut sebagai Sang Uttiyana
  4. Sang Liswa terkenal dengan gelar Gajayana dan menjaga Istana besar bernama Kanjuruha
  5. Bersama Raja dan para pembesar negeri Sang Agastya (disebut Maharesi) menghilangkan penyakit
  6. Raja Gajayana dicintai para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketentraman di seluruh negeri
  7. Raja melihat Arca Agastya dari kayu Cendana milik nenek moyangnya
  8. Maka raja memerintahkan membuat Arca Agastya dari batu hitam yang elok.

6. Kerajaan Medang

prasasti peninggalan kerajaan medang di sekitar jombang

Mpu Sindok merupakan raja terakhir dari Wangsa Sanjaya Kerajaan Mataram Kuno sekitar tahun 928-929.

Konon pada tahun 929 Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur karena letusan gunung merapi.

Istana yang baru dibangunnya ditepi sungai itu terletak di Tamwlang (Tembelang) sekitar tahun 929yang sekarang kira-kira sekitar wilayah Jombang Jawa Timur. Kerajaan baru inilah yang disebut Kerajaan Medang.

BACA :  5 Kerajaan Islam di Indonesia yang Wajib Diketahui

Namun perlu kita ingat, Mpu Sindok juga adalah pendiri Wangsa Isyana, sehingga kerajaan barunya itu terkadang disebut Isyana.

Kerajaan ini runtuh tahun 1006 pada masa pemerintahan Dharmawangsa Teguh, cicit Mpu Sindok. Tragedi hancurnya istana Watan ini akhirnya masyhur dengan sebutan Mahapralaya yang berarti Kematian Besar.

Sebuah Kronik Cina dari Dinasti Sung menyatakan bahwa sejak Dharmawangsa Teguh naik tahta tahun 991,

beberapa kali ia mengirim pasukan untuk menggempur ibu kota Sriwijaya. Permusuhan antara Sumatera dengan Jawa terus memanas saat itu.

Tatkala Dharmawangsa Teguh lengah yakni Ketika ia mengadakan pesta perkawinan putrinya tahun 1006, istana Medang di Watan diserbu oleh Aji Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya.

Dalam peristiwa tersebut, Dharmawangsa Teguh tewas.

Tiga tahun kemudian, seorang pangeran berdarah campuran Bali-Jawa yang berhasil lolos dari Mahapralaya tampil membangun kerajaan baru sebagai upaya melanjutkan Kerajaan Medang.

Pangeran itu bernama Airlangga. Ia mengaku bahwa ibunya masih keturunan Mpu Sindok. Kerajaan ini kemudian hari bernama Kerajaan Kahuripan.

(dari berbagai sumber)

BACA : Manfaat Batu Getah Katilayu yang Mistis

No Responses

  1. Pingback: 5 Kerajaan Islam di Indonesia 7 October 2018

Leave a Reply


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.