Sebab-Sebab Kenakalan Anak dan Cara Menangatasinya

Ada banyak penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya kenakalan anak. Rusaknya moralitas, buruknya pendidikan, lingkungan masyarakat yang penuh dengan “kegilaan”, nampaknya menjadi pemicunya.

Akibatnya banyaknya kejahatan dan kerusakan yang menimpa mereka dari segala arah. Tulisan ini menjelaskan beberapa penyebab terjadi kenakalan anak, penganggulannya dan cara mengatasi anak nakal.

Perlu kita ingat, seandainya para pendidik yang tugasnya memperbaiki mereka tidak benar-banar memikul tanggung jawab ini, dikhawatirkan generasi yang akan datang penuh bergelimang dosa sehingga penderitaan masyarakat tiada berkesudahan.

Lebih detailnya akan kami uraikan beberapa sebab kenakalan anak anatara lain:

1. Perceraian dan Kemiskinan

Kenakalan remaja dan cara menanggulanginya

Faktor mendasar yang menyebabkan terjadinya kenakalan pada anak adalah terjadinya perceraian orang tua. Akibat, orang tua dan anak terpisah.

Ibu yang seharusnya mengasuh dan ayah yang seharusnya menjaga dan memenuhi kebutuhannya tidak tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

Sementera itu, agama Islam memerintahkan kedua orang tua untuk memenuhi hak satu sama lain agar mereka tidak terjerumus ke dalam perkara-perkara yang akibatnya tidak terpuji. Lebih jelasnya hak dan kewajiban itu antara lain:

  • Ketaatan sempurna seorang istri kepada suami
  • Istri tidak menolak ajakan suaminya jika ingin menggaulinya
  • Suami wajib memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya
  • Suami hendaknya memusyawarahkan segala urusan rumah tangga dengan istrinya
  • Dilarang melihat atau mengungkit-ungkit kekurangan istri
  • Perlakukan istri dengan baik
  • Membantu istri dalam melaksanakan pekerjaan rumah tangga

Itulah hak-hak terpenting yang telah diwajibkan oleh Islam kepada setiap suami istri. Ini adalah hak-hak yang nyata dan yang adil.

2. Waktu dan Kesempatan Anak Tidak Dimanfaatkan dengan Baik

Kenakalan remaja dan cara menanggulanginya

Faktor kedua yang menyebabkan terjadinya kenakalan anak adalah tidak termanfaatkannya waktu luang oleh anak-anak.

BACA :  Pelita Desa Ciseeng : Harga Tiket, Jenis Outbound, Lokasi, Fasilitas, 2019

Sebagaimana diketahui bahwa sejak seoerang anak tumbuh, mereka senang bermain, bersenda gurau, berekreasi, dan menikmati pemandangan alam.

Padahal ada banyak agenda bermanfaat yang dapat dimaksimalkan. Misalnya dengan membiasakan beribadah, seperti shalat, tilawah al-Quran, belajar shalawat, hadrah, marawis dan sebagainya.

Aktifitas-aktifitas ini dinilai lebih bermanfaat untuk mengisi kekosongan waktu anak.

Tidak hanya itu, sarana praktis yang juga diajarkan Islam untuk mengisi kekosongan waktu pada anak-anak adalah belajar berkuda, memanah dan berenang.

3. Lingkungan yang Buruk

Kenakalan remaja dan cara menanggulanginya

Faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya kenakalan anak adalah faktor lingkungan terutama teman.

Terlebih lagi jika anak tersebut adalah anak bodoh, lemah aqidah, mudah terombang-ambing, dan cepat terpengaruh ketika bergaul. Wajar saja jika kanjeng Rasulullah Saw bersabda:

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Seseoran itu akan terpengaruh agama temannya. Oleh karena itu, hendaklah salah seorang di antara kamu memperhatikan siapa temannya itu.” (HR. At-Tirmidzi).

Memang sudah sepantasnya para orang tua dan pendidik untuk mengambil arahan-arahan yang mulia ini, sehingga kondisi anak menjadi baik, akhlak mereka menjadi mulia, dan tampaklah adab mereka yang utama di tengah masyarakat.

Dengan demikian, mereka bisa berperan menjadi duta-duta kebajikan dan dai kepada hidayah. Jika hal itu bisa terealisasikan maka masyarakat akan menjadi baik karena kemuliaan pekertinya dan perangainya.

4. Perlakuan Buruk dari Orang Tua

Kenakalan remaja dan cara menanggulanginya

Para pakar pendidik telah sepakat bahwa anak ketika diperlakukan kasar oleh orang tuannya atau para pendidiknya seperti dipukul, dilontarkan kata yang pedas, bahkan penghinaan, hal itu akan menimbulkan reaksi balik yang sama dalam sikap dan akhlaknya.

Agama Islam telah memerintahkan kepada setiap pendidik, terlebih kepada para orang tua untuk senantiasa menghiasai pribadinya dengan akhlak yang luhur, kelemah lembutan, dan perilaku yang penuh kasih sayang.

BACA :  5 Cara Nabi Mendidik Anak yang Wajib Diketahui Oleh Mamah Muda

Inilah arahan Islam tentang akhlak-akhlak yang luhur dan perilaku kasih sayang tersebut. Allah Swt berfirman:

وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…” (QS. Ali ‘Imran [3] :159)

Pernah seorang laki-laki datang kepada Umar bin Khattab ra mengadukan kedurhakaan anaknya. Kemudian ‘Umar mendatangkan anak itu untuk dan meminta menceritakan kedurhakaannya.

Anak itu menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak juga mempunyai hak-hak yang harus ia dapatkan dari orang tuanya?”

Umar menjawab, “Tentu.” Anak tadi bertanya, “Apa saja hak-hak itu wahai Amirul Mukminin?” ‘Umar menjawab,

“Memilihkan ibu baginya (yang shalihah), memberikan nama yang baik kepadanya, dan mengajarkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepadanya.”

Anak itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya aku tidak mendapatkan salah satu pun dari ketiga hal tersebut.

Adapun ibuku adalah wanita bangsa Ethiopia dari keturunan Majusi. Ayahku memberi nama untuk diriku dengan nama Ju’al (kumbang kelapa) dan belum pernah sehuruf pun dia mengajariku Al-Qur’an.”

Kemudian ‘Umar menoleh kepada laki-laki (bapak) itu dan berkata, “Engkau telah datang kepadaku untuk mengadukan bahwa anakmu telah berbuat durhaka kepadamu, padahal engkau telah mendurhakainya sebelum ia mendurhakaimu.

Engkau juga telah berbuat jelek kepadanya sebelum ia berbuat jelek kepadamu.”

Demikianlah ‘Umar menyalahkan seorang laki-laki tersebut yang meremehkan urusan pendidikan anaknya dan tanggung jawab agar anak tidak berlaku durhaka kepada kedua orang tuanya.

5. Tayangan Film Kriminal dan Pornografi

Kenakalan remaja dan cara menanggulanginya

Faktor ini juga menyebabkan terjadinya kenakalan pada anak dan mendorongnya untuk berbuat menyimpang.

Dengan menonton film model ini mereka akan menirunya secara tidak menyadaria apalagi jika saat menontong mereka tidak didampingi orang dewasa.

Agama Islam melalui prinsip-prinsip pendidikannya meletakkan metode yang lurus kepada para orang tua dan pendidik di dalam mengarahkan, mendidik, dan melaksanakan hak dan kewajiban terhadap anak-anak mereka.

BACA :  Cara Belajar Anak TK : Aktif dan Menyenangkan

Prinsip-prinsip metode itu adalah:

 Melindunginya dari setiap perkara yang menyebabkan datangnya murka Allah yang dapat memasukannya ke neraka, dengan perlindungan yang sempurna. Sebagaimana firman Allah Swt :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Q.s. at-Tahrim : 6)

 Menanamkan rasa tanggung jawab terhadap siapa saja yang bertugas memberi pengarahan dan pendidikan. Hal ini bertujuan agar amanah dan tanggung jawab itu dapat mereka pikul dengan baik. Sabda Nabi Saw:

والرجل راع على أهل بيته وهو مسئول عن راعيته
“Seorang laki-laki itu pemimpin dalam keluarganya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Itulah beberapa faktor mendasar yang menjadi sebab terjadinya kenakalan pada anak. Semua faktor tersebut membahayakan.

Jika para pendidik tidak mengetahui faktor-faktor ini, anak akan menjadi generasi yang rusak. Mereka alam tumbuh dan terdidik dengan tindak kejahatan.

Mereka akan terbiasa melakukan tindakan yang hina. Bahkan bisa menjadi biang kehancuran eksistensi suatu masyarakat dan keamanan umat manusia.

Selanjutnya akan sulit untuk mengembalikan mereka kepada kebaikan, memahamkan kepada kebenaran, menuntun mereka kepada jalan kebaikan, petunjuk dan jalan yang lurus.

Alangkah baiknya orang tua dan pendidik untuk berjalan di atas jalan Islam dan manhajnya yang lurus dalam mendidik anak.

Sehingga mereka bisa menyaksikan anak-anaknya sebagai generasi yang baik yang memiliki kejernihan jiwa, kebersihan hati dan ketaatan kepada perintah-perintah Rabbnya.

Bahkan mereka anak menjadi teladan yang baik bagi orang lain dalam setiap kemuliaan, keutamaan, pengorbanan, akhlak, dan amal shalih.

Demikian semoga bermanfaat..

Referensi:
Al-Qur’an dan Terjemah
Pendidikan Anak Dalam Islam, Karya : Dr. Abdullah Nashih ‘Ulwan.

Ditulis Oleh: Hariri al-Basori (Mahasiswa Pascasarjana UIN SMHB Jurusan Pendidikan Agama Islam)

Leave a Reply


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.