13 Ukiran Toraja dan Artinya

Ukiran Toraja sangat penting untuk kita gali. Hal itu karena ukiran Toraja memiliki sejumlah kekayaan alam dan beragam seni rupa yang sangat indah. Pun dengan budayanya, sangat beraneka ragam.

Jika kita amati, ada ratusan jenis ukiran toraja dengan arti yang berbeda-beda. Kalau kita berwisata ke Toraja, kita akan menemukan beragam ukiran yang ada di dinding rumah adat Toraja.

Toraja

Toraja adalah sebuah suku yang menempati bagian utara Sulawesi Selatan. Dengan populasi sekitar 1 juta jiwa, suku ini terpencari di beberapa daerah seperti kabupaten Toraja Utara, Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Mamasa.

Secara agama, kebanyakan suku ini memeluk keyakinan kristen. minoritas masih memeluk agama asli yaitu Aluk To Dolo, dan sebagian kecil juga ada yang memeluk Islam. Sementara itu, pemerintah Indonesia mengakui Aluk To Dolo sebagai bagian agama Hindu Dharma.

Secara bahasa, kata Toraja merupakan bahasa Bugis yaitu “To Riaja” yang artinya “orang yang menetap di negeri atas”, kemudian pada tahun 1909 pemerintah Kolonial Belanda menamai suku ini dengan nama Toraja.

Salah satu aspek yang paling terkenal dari Toraja adalah pemakaman mayat yang merupakan peristiwa sosial penting. Hal itu karena pada ritual ini biasanya dihadiri oleh ratusan orang yang berlangsung hingga beberapa hari.

Ciri Khas Ukiran Toraja

ukiran toraja

Ukiran Toraja adalah ukiran yang memiliki kekhasan tersendiri yang membedakannya dari yang lain. Ukiran-ukiran ini memiliki makna-makna tersendiri yang berbeda-beda. Biasanya warna yang digunakan hanya 4 macam yaitu hitam, putih, merah dan kuning. Masing-masing warna dianggap mewakili arti-arti tertentu yaitu :

  • Hitam sebagai tanda arah mata angin selatan. ini menandakan suatu simbol kembali ke awal sebelum adanya terang. Karena itu, simbol ini kental dengan arti bersemayamnya arwah orang mati.
  • Putih sebagai tanda arah mata angin utara. ini menandakan suatu simbol kebesaran dan tempat bertahtanya Puang Matua (Tuhan)
  • Merah sebagai tanda warna matahari ketika terbenam. ini juga menandakan arah mata angin barat yaitu sebagai simbol keberanian dan kematian.
  • Kuning sebagai tanda warna matahari ketika terbit. ini menandakan suatu simbol arah mata angin timur yang berarti kehidupan, kematangan bahkan penghormatan kepada para dewa terutama dalam kepercayaan orang asli Toraja.
BACA :  3 Motif Batik Tulungagung & Sejarahnya

Macam – Macam Ukiran Toraja dan Maknanya

Ukiran Toraja dapat dikelompokkan ke beberapa jenis yaitu kelompok Garonto ‘Passura’, kelompok Passura’ Pa’Barean dan Kelompk Passura’ To Dolo. Berikut kita bahas jenis-jenis dan setiap kelompoknya.

1. Ukiran Toraja Kelompok Garonto ‘Passura’

Ukiran kelompok Garonto ‘Passura’ ada banyak, dan setiap salah satu darinya memiliki makna tersendiri yang berbeda dengan yang lainnya. Di antaranya adalah sebagai berikut :

A. Pa’Barre Allo

Pa'Barre Allo

Pa’Barre adalah ukiran yang bentuknya menyerupai bulatan matahari. “Barre” artinya lingkaran, sementara “Allo” artinya matahari. Dengan demikian, ukiran ini terambil dari bentuk lingkaran matahari lengkap dengan sinarnya.

Ukiran Pa’Barre biasa digunakan di rumah adat Toraja yang berbentuk segitiga mencuat condong ke atas. Secara makna, ukiran Pa’Barre Allo memiliki sejumlah arti antara lain :

  • Lambang keagungan, kebesaran, dan kebanggaan orang Toraja
  • Menunjukkan tujuan yang sama, satu kesatuan, tekad bulat dan utuh.
  • Menyatakan tanda kemuliaan Tuhan Sang Pencipta matahari.

B. Pa’Tedong

Pa'Tedong

Ukiran Pa’Tedon adalah ukiran yang mirip dengan muka kerbau. dalam bahasa Toraja kata “Tedong” berarti kerbau. Mengapa ada ukiran bermotif seperti ini? jawabannya karena kerbau adalah hewan peliharaan yang begitu disayangi di Toraja. Bahkan kerbau seringkali dijadikan mas kawin, alat jual beli dan bahkan media sesembahan kepada dewa dan leluhur.

Di samping itu, kerbau juga dijadikan alat untuk membajak sawah. Intinya, kerbau sangat berharga.

Adapun jenisnya, di beberapa kerbau di Toraja seperti kerbau jenis Saleko, Balian, Bonga, Sambao dan Pudu’. Jenis dan strata ini sangat menentukan nilai harga seekor kerbau.

Secara filosofis, ukiran Pa’Tedon melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran. Ukiran ini biasa kita jumpai pada papan besar teratas (indo’ para) dan dinding-dinding penyanggah badan rumah. Selain itu, ukiran Pa’Tedong juga dapat kita jumpai pada lumbung padi.

C. Pa’Londongan

Pa'Londongan

Kata ‘Londong’ berati ayam jantan. Ukiran ini dapat kita jumpai di lumbung bagian depan atau belakang dan juga dapat kita jumpai di longa rumah. Secara filosofis, ukiran Pa’Londong memiliki makna tertentu, di antaranya :

  • lambang keberanian seorang pemimpin
  • pemimpin yang arif dan bijaksana
  • penghuni rumah diharapkan memiliki keturunan yang berani sebagaimana karakter ayam jantan dan bisa melindungi banyak orang
  • lambang penyelesaian hukum adat

Pada zaman dahulu kala, orang Toraja memanfaatkan tanda-tanda alam dalam bercocok tanam terutama menanam padi. Mereka melihat peredaran bintang dan bulan. Jika di bulan sudah nampak ayam lapandek, itu berarti hujan akan turun sehingga mereka siap bercocok tanam.

BACA :  Motif Batik Semarang Paling Legendaris & Makna Filosofisnya

D. Pa’Sussuk

“Sussuk” artinya dikupas. Ukiran ini hanya dikupas sejajar, tidak diwarnai. Secara filosofis, Pa’Sussuk melambangkan arti kegotong-royongan, kesatuan dan kebersamaan masyarakat. ukiran seperti ini dapat kita jumpai di dinding rumah dan lumbung padi.

Uniknya, ukiran ini hanya digunakan di Tongkonan tertentu, tidak boleh sembarangan. Tongkonan adalah sesuatu yang berperan didalam menentukan kebijakan dasar (dasar kehidupan dalam wilayah adat).

2. Ukiran Toraja Kelompok Passura’ Pa’Barean

Ukiran kelompok ini adalah ukuran yang melambangkan rasa senang dan gembira pada masyarakat Toraja. Ada sejumlah ukiran pada kelompok ini, antara lain sebagai berikut :

A. Pa’Dadu

Pa'Dadu

Ukiran Pa’Dadu adalah ukiran sejenis segi empat sama sisi. Pa’Dadu adalah benda persegi empat. Zaman dahulu kala, orang Toraja sangat gembar bermain dadu judi. Oleh sebab itu, ukiran ini memberikan makna sekaligus memberi peringatan kepada anak cucu bahwa bermain judi lebih banyak dapak negatifnya daripada positifnya.

Kita dapat menjumpai ukiran Pa Dadu disamping rumah orang Toraja.

B. Pa’Sala’bi Di To’Mokki

Pa'Sala'bi Di To'Mokki

Di To’Mokki berarti ditekan dengan ujung jari atau dipahat. Ukiran ini menyimpan pesan dan harapan agar kiranya anak cucu terhindar dari berbagai mara bahaya penyakit dan wabah. Orang Toraja biasa meletakan ukiran ini di dinding rumah dan lumbung.

bukan hanya untuk mencegah wabah dan penyakit, ukiran yang ditempel di dinding rumah ini juga dipercaya bisa mengusir orang yang berniat jahat terhadapt salah satu rumpun Tongkonan.

C. Pa’Sala’bi’ Biasa

Pa'Sala'bi' Biasa

Pa’Sala’bi’ artinya pagar yang dibuat dari bambu. Karena itu, orang Toraja biasa memberi pagar pada rumah mereka agar bisa menghalangi serangan berbahaya seperti binatang buas dan lainnya.

Sebagaimana ukiran sebelumnya, ukiran ini juga dipercaya bisa menghalangi penghuni rumah dari berbagai marabahaya penyakit dan sebagainya. Karena itu, ukiran ini biasa dipasang di dinding rumah dan lumbung.

D. Pa’Ulu Karua

Pa'Ulu Karua

Pada zaman dahulu kala, konon ada 8 orang berilmu tinggi di Toraja. Kedelapan orang inilah yang kemudian mewariskan berbagai ilmunya kepada anak cucunya. 8 orang ini dianggap istimewa karena diciptakan oleh Puang Anggemaritik (Puang Matua : Tuhan).

Oleh karena itu, ukiran ini dipasang dan diabadikan karena ada harapan, Yaitu semoga anak keturunan mereka memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi untuk kepentingan khalayak banyak. Bukan hanya itu, ilmu ini juga diharapkan mampu mendeteksi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masyarakat.

Ukiran yang unik ini biasa mereka tempelkan di dinding rumah dan lumbung.

E. Pa’Lamban Lalan

Pa'Lamban Lalan

Lamban artinya menyeberangi, dan Lalan artinya jalanan. Oleh sebab itu, ukiran Pa’Lamban mirip dengan jenis rumput yang bercabang seperti ubi yang biasa ditemukan di pingir jalan.

BACA :  10 Motif Batik Jambi Paling Populer dan Makna Filosofisnya

Ukiran yang biasa diletakan di dinding rumah ini memiliki arti sebagai berikut:

  • jangan ikut campur urusan orang lain jika tidak ada kaitan dengannya dan juga tidak dibutuhkan
  • pesan untuk anak cucu agar waspada dengan berbagai tantangan ketika hendak mencapai suatu tujuan
  • pesan untuk anak cucu agar tidak melakukan berbagai perbuatan yang bisa merugikan diri sendiri.

3. Ukiran Toraja Kelompok Passura’ To Dolo

Ukiran kelompok ini mencerminkan lambang cara persembahan orang Toraja kepada leluhur. Ukiran ini adalah ukiran yang sangat tua. Berikut beberapa ukiran Toraja yang masuk dalam kelompok ini.

A. Pa’Doti Langi’

Pa'Doti Langi'

Ukiran Pa’Doti Langi adalah tanda kebangsawanan wanita Toraja. ukiran ini tidak akan kita jumpai di sembarang Tongkonan, letaknya hanya ada pada Sangka’ (Ampang) Longa.

Secara bahasa ‘Doti’ artinya ilmu hitam, atau ditujukan ke kerbau belang, ‘Langi’ artinya langit. Ukiran ini ada di usungan mayat wanita bangsawan. Tidak boleh diletakan pada mayat wanita biasa.

Beberapa tempat ukiran Pa’Doti Langi antara lain:

  • pada kain tua (maa’), kain itu diberi nama Doti Langi
  • pada dinding rumah Tongkonan dan lumbung padi
  • pada bungkusan mayat wanita bangsawan, biasanya diupacarakan pada level tertinggi (sapu randanan)

B. Pa’Limbongan

Pa'Limbongan

Pa’Limbongan berasal dari kata “Limbong” yang memiliki arti danau. oleh sebab itu, ukiran ini memiliki makna sumber mata air yang bisa memberi kehidupan dan tidak pernah kering.

Sumber lain menambahkan bahwa Ne’ Limbongan adalah nama seseorang yang merupakan arsitek Toraja pertama dan penemu ukiran Toraja yang hidup sekitar 3000 an tahun silam.

Secara filosofis, ukiran ini memberi pesan bahwa orang Toraja memiliki tekad dan gigih yang memiliki rezki dari 4 penjuru mata angin, juga mencerminkan bersatu dalam danau yang memberikan kebahagiaan untuk anak cucurnya.

C. Pa’Suletang

Pa'Suletang

Secara bahasa Pa’Suletang berasal dari kata “Suletang” yang memiliki arti erong. dinamai demikian karena dikaitkan dengan erong yang ukirannya dikampasu (dibundar), lalu dikaitkan lagi dengan yang lain, maka dinamakan suletang.

secara filosofis, ukiran ini memberikan pesan agar senantiasa menghargai dan memperhatikan orang yang sudah mati sehingga kelak mereka bisa memberkati orang hidup.

D. Pa’Lolo Tabang

Pa'Lolo Tabang

Pa’Lolo Tabang terambil dari kata “lolo” yang artinya pucuk dan “tabang” yang artinya pohon lenjuang. karena itu, ukiran ini memiliki bentuk seperti pucuk daun tabang, yaitu suatu tanaman setelah pinang.

secara filosofis, ukiran ini memiliki pesan bahwa nenek moyang orang Toraja berharap agar manusia hidup dalam ketenangan batin, jasmani dan terhindar dari berbagai marabahaya penyakit.

Demikian beberapa ukiran Toraja dan artinya, semoga bermanfaat. pada tulisan berikutnya min akan posting tentang motif batik Toraja. silahkan tulis komentarmu yaks!

Sumber : detik.com

BACA : 3 Motif Tulungagung dan Maknanya

Leave a Reply


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.