5 Kerajaan Islam di Indonesia yang Wajib Diketahui

Kerajaan Islam di Indonesia – Memang betul Islam masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan, tapi ada juga penyebaran Islam yang lebih terorganisir melalui kekuasan Politik atau kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui kerajaan-kerajaan itu, apalagi perannya juga cukup besar dalam mengusir kolonialisme Eropa di Nusantara. Berikut dirurai enam kerajaan Islam di Indonesia;

1. Kerajaan Islam Makassar

peninggalan kerajaan islam makassar

Ada beberapa kerajaan di Sulawesi Selatan seprti Gowa, Waju, Bone, Tallo, Soppeng dan Luwu.

Dikarenakan letak Tallo dan Gowa berada di tengah jalur pelayaran, maka kerajaan ini mengalami perkembangan yang pesat.

Oleh karena itu, dua raja kerajaan ini memutuskan untuk membentuk satu kerajaan Islam Makassar dengan Sultan Alaudin sebagai raja pertamanya.

Tentu, kerajaan Makassar ini giat mendakwahkan agama Islam. Puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh Sultan Hasanuddin tahun 1654-1669 M. Beliau merupakan cucu Sultan Alaudin itu sendiri.

Ketika perseteruan terjadi antara Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka (Raja Soppeng dan Raja Bone), Belanda memanfaatkan kondisi ini dengan mengadu domba di antara keduanya.

Dengan sengaja Belanda memihak ke Aru Palaka dan memerangi Hasanuddin.

Peristiwa ini hampir saja kerajaan Makassar jatuh ke tangan Aru Palaka dan Belanda. Namun akhirnya Sultan Hasanuddin mengadakan perjanjian damai yang kini hari dikenal dengan nama Perjanjian Bongaya tahun 1667.

Meski demikian, watak penajajah tetaplah licik.

Buktinya, walau sudah menandatangani perjanjian ternyata Belanda tetap melancarkan seerangan ke Makassar sehingga pada akhirnya Sultan Hasanuddin menyerah tahun 1669 M. Inilah awal kehancuran kerajaan Makassar.

BACA :  Mengapa Belajar Bahasa Arab Sangat Sulit? Ini Penjelasannya!

2. Kerajaan Islam Tidore

peninggalan kerajaan tidore

Kerajaan ini berada di selatan Kerajaan Ternate. Berdiri tahun 1801 dengan Muhammad Naqil sebagai raja pertamanya.

Kerajaan ini menjadikan Islam sebagai agama dan disahkan oleh Sultan Djamalludin (raja ke-11). Ini merupakan buah dakwah Syeikh Mansur dari Arab.

Karena kerajaan yang terletak di Maluku ini banyak menghasilkan rempah-rempah, banyak orang Eropa yang melakukan aktifitas niaga di kerajaan ini seperti Belanda dan Portugis.

Kerajaan Tidore ini mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1780-1805 ketika dipimpin oleh Sultan Nuku.

Lagi-lagi, karena penghasil rempah-rempah yang banyak, Spanyol mengadu domba dengan kerajaan ternate yang menyebabkan terpecah belahnya persatuan rakyat Maluku.

Tetapi alhamdulillah, kedua kerajaan ini (ternate-tidore) menyadari makar Spanyol sehingga mereka bersatu untuk mengusirnya.

Hanya saja, meski mereka memiliki kekuatan tetapi akhirnya kalah juga sebab VOC berhasil menaklukan Maluku dengan organisasi yang rapi, kuat dan teratur.

3. Kerajaan Ternate

masjid jami sultan syarif abdurrahman kerajaan ternate

Ada empat kerajaan di Maluku yaitu Kerajaan Obi, Bacan, Ternate dan Tidore. Dari keempatnya, Ternate dan Tidore adalah kerajaan yang paling maju berkat kekayaan rempah-rempahnya.

Raja pertama kerajaan Islam Ternate adalah Sultan Marhum (tahun 1465-1486) yang terletak di Maluku utara. Banyak saudagar yang melakukan niaga di wilayah kerajaan ini yang juga sembari mendakwahkan Islam.

Pada pemerintahan Sultan Harun, banyak para pedagang Portugis yang berbuat curang ingin menghegemoni rempah-rempah hasil Kerajaan Ternate.

Akhirnya Sultan Harun terpaksa membuat perjanjian damai dengan Portugis. Namun naas, Portugis membuat makar sehingga Sultan Harun malah dibunuh saat melakukan perjanjian.

Kemudian kerjaan diperintah oleh anaknya, yaitu Sultan Babullah.

Mengetahui makar portugis yang membunuh ayahandanya, Sultan Babullah menabuh genderang perang dengan Portugis dan terjadi selama 4 tahun lamanya.

BACA :  Kerajaan Pertama di Tanah Jawa [Info Lengkap]

Luar biasa, Sultan berhasil mengalahkan Portugis dan memaksa keluar dari Ternate. Kerajaan ini mencapai puncaknya pada masa Sultan ini (Sultan Babullah).

Setalah masa Sultan Babullah, kerajaan in mengalami kemunduran secara perlahan hingga keruntuhannya. Hal ini disebabkan karena tidak mampu melawan VOC dan Spanyol dengan organisasi yang rapi dan teratur.

4. Kerajaan Islam Banjar

candi agung amungtai peninggalan kerajaan islam banjar

Berdiri sejak tahun 1520 M di Kalimantan Selatan dengan Raden Samudera sebagai pimpinannya.

Berdirinya kerajaan ini memiliki memiliki hubungan dengan runtuhnya Kerajaan Daha (kerajaan Nagaradaha) yang ketika itu menguasai Banjar.

Atas bantuan kerajaan Islam Demak, kerajaan Daha dapat dikalahkan oleh kerajaan Islam Banjar.

Sayarat yang diajukan Demak agar mau membantunya cukup sederhana, yaitu kerajaan Banjar mesti memeluk agama Islam.

Oleh karena itu, terjadi islamisasi yang cepat di kerajaan Banjar. Bahkan di daerah ini muncul ulama-ulama terkenal seperti Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Raja-Raja kerajaan Banjar

1. Sultan Rahmatullah (tahun 1545-1570)
2. Sultan Hidayatullah (tahun 1570-1595)
3. Sultan Mustain Billah (tahun 1595-1620)
4. Ratu Agung bin Marhum (tahun 1620-1637)

5. Ratu Anum (tahun 1637-1642)
6. Adipati Halid (tahun1642-1660)
7. Amirullah Bagus Kusuma (tahun 1660-1663)
8. Pangeran Adipati Anum (tahun 1663-1679)
9. Sultan Tahlilullah (1679-1700)

10. Sultan Tahmidullah (tahun 1700-1734)
11. Pangeran Tamjid bin Sultan Agung (tahun 1734-1759)
12. Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah (tahun 1759-1761)
13. Pangeran Nata Dilaga (1761-1801)

14. Sultan Suleman al-Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah (tahun 1801-1825)
15. Sultan Adam al-Wasik Billah bin Sultan Suleman (tahun 1825-1857)
16. Pangeran Tamjidillah (tahun 1857-1859)
17. Pangeran Antasari (tahun 1859-1862)

18. Sultan Muhammad Seman (tahun 1862-1905) sebagai raja terakhir.
beberapa peninggalan kerajaan Banjar diantaranya, Masjid Sultan Suriansyah, Candi Amuntai dan lain sebagainya.

BACA :  Keutamaan Sedekah Berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah [Lengkap]

5. Kerajaan Islam Banten

peninggalan kerajaan banten

Didirikan oleh Sultan Hasanudin Banten tahun 1552. Beliau mendapat mandat dari ayahnya, Raden Fatahillah untuk memimpin Kerajaan ini.

Hasanuddin dan ayahnya sangat gigih menyiarkan agama Islam, pada masanya kekuasaan wilayahnya semakin luas hingga ke Lampung dan menikahi Putri Sultan Indrapura.

Kerajaan Pakuan Pajajaran yang menganut agama Hindu menjadi lemah seiring menguatnya kerajaan Islam.

Ketika Sultan Hasanuddin wajat, kerajaan diteruskan putranya, Pangeran Yusuf. Lalu setelah wafat, digantikan lagi oleh putranya yang bernama Maulana Muhammad.

Dibawah kepemimpinan Maulana inilah kekuasaan Banten semakin luas sampai ke Palembang yang saat itu dipimpin Ki Gede Suryo dan hampir jatuh ke tangan kerajaan Banten.

Hanya saja, di tengah pertempuran, Maulana Syahid dan pasukannya kembali lagi ke Banten.

Kerajaan Islam Banten menalami puncak kejayaannya tahun 1660 M dan mengalami kemunduran setelah tahun ini.

Yaitu ketika Belanda banyak melakukan blokade hingga menyebabkan ruang gerak kerajaan semakin sempit.

beberapa peninggalan sejarah Kerajaan Islam Banten diantaranya, Istana Keraton Kaibon Banten, Masjid Agung Banten, Istana Keraton Surosowan Banten, Danau Tasikardi, Benten Spelwijk, Vihara Avalokitesvara, Mahkota Binokasih, Meriam Ki Amuk, Keris Naga Sasra, Penunggul Naga dan sebagainya.

Masih ada beberapa kerajaan Islam lagi yang munculnya lebih awal seperti Kerajaan Aceh Darussalam tahun 1514 M, Kerajaan Demak tahun 1478, Kerajaan Islam Panjang tahun 1568 M,

Kerajaan Islam Mataram tahun 1586 M, Kerajaan Islam Cirebon tahun 1522 M dan lain-lain yang sudah masyhur sehingga mimin tidak menjelaskannya lagi ya, insyaAllah lain kesempatan akan dibahas satu per satunya.

Leave a Reply


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.