Motif Batik Pekalongan – Hai sobat Maknawi, bagaimana kabarnya? Sudahkah pekan ini menggunakan pakaian batik? Pasti makin kece kan kalau sedang menggunakan batik. Min juga sewaktu sekolah dulu, paling senang sekali kalau sudah masuk jadwal memakai seragam batik.
Gak tau kenapa, tapi min terasa lebih nambah kecenya kalau sudah memakai batik. Gak tau hoax atau aslinya emang begitu. Tapi sepertinya emang aslinya kece deh yaa.
Oke, kali ini min bakalan mengupas tuntas tentang Batik motif Pekalongan. Ikutin penjelasan min ya.
Daftar Isi
Batik Warisan Budaya
Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang saat ini banyak diminati berbagai kalangan. Motifnya cukup banyak, diantaranya adalah batik Pekalongan. Batik ini akan min kupas dipenjelasan selanjutnya.
Karakteristik Batik Pekalongan
Konon katanya, di masa yang sudah lalu, batik itu diperuntukkan hanya bagi kaum bangsawan atau gengnya orang kerajaan.
Nah, seiring berlalunya waktu, akhirnya batik hingga saat ini bisa dipakai semua kalangan, baik laki-laki maupun wanita, orang dewasa maupun anak kecil, kulit sawo matang atau kulit putih, dan sebagainya.
Setiap motif batik selalu didesain dengan filosofi yang sangat kuat. Ada gambaran status sosial masyarakat di setiap motifnya.
Spesifik ke Batik Pekalongan, berikut ciri khasnya:
1. Corak dan Motif
Corak dan motif batik memiliki arti filosofis. Khasnya Batik Pekalongan adalah bentuk garis-garis tegas pada kain.
Garis-garis ini akan menghasilkan corak seperti daun-daun dan bunga-bunga kecil. Dengan demikian, batik ini seperti menjadi lebih hidup dan muncul keunikan pada motifnya.
2. Keindahan Flora dan Fauna
Setiap motif batik Pekalongan mengandung keindahan flora dan fauna. Agak sedikit mengalami perubahan sesuai zaman.
Ketika penjajahan Jepang, motif batik identik dengan motif seperti kimono Jepang. Kemudian, selanjutnya berubah menjadi motif peristiwa alam seperti tsunami.
Dan terjadi perubahan pada motif Pekalongan yang notabene mendapat pengaruh dari budaya India, Arab, Tiongkok, dan Belanda.
3. Berwarna Cerah
Batik Pekalongan identik berwarna cerah dan cenderung nyentrik ditiap lembaran kainnya. Umumnya warna yang sering ditemui dari hasil pengrajin Batik Pekalongan adalah merah muda, salem, biru, jingga, kuning, hijau.
Biasanya warna-warna ini bisa memberikan nuansa ketenangan bagi pemakainya. Warna-warna ini sebetulnya sangat cocok untuk warga Indonesia yang memiliki kulit sawo matang. Sehingga jadi tampak lebih cerah.
Aneka Motif Batik Pekalongan
Berikut beberapa jenis motif dan filosofis yang terkandung di dalamnya.
1. Motif Batik Semen
Motif semen adalah salah satu khas model batik klasik daerah Pekalongan. Agak mirip dengan motif semen batik Solo dan Jogja, namun ada karakter yang tampak berbeda.
Karakter yang khas pada batik Pekalongan ini adalah dominasi garis-garis dekoratif di helaian kainnya. Identik dengan pola tumbuhan, pepohonan, dan aneka hewan.
Filofosi motif semen ini berasal dari nama RamaWijayana, yang mengandung 8 nasehat, yaitu:
- Bayu Brata: bermakna leluhur yang digambarkan dengan unsur burung.
- Dhanaba Brata: bermakna kesejahteraan masyarakat yang digambarkan dengan unsur bintang.
- Agnibrata: bermakna kekuatan melawan musuh yang digambarkan dengan unsur lidah api.
- Pasabrata: bermakna mulia tetapi berbahaya bagi yang mengabaikan yang digambarkan dengan kapal air.
- Sasi Brata: bermakna watak rembulan yang bersifat keberuntungan dan kesuksesan yang digambarkan dengan ornamen binatang.
- Suryabrata: bermakna karakter seseorang yang tabah dan digambarkan dengan garuda.
- Endar Brata: bermakna pemberi kemakmuran dan pelindung dunia yang digambarkan dengan pohon hayat.
2. Batik Alam Tujuh Rupa
Motif tujuh rupa ini adalah motif tabrak warna yang banyak disukai kaum ibu-ibu. Coraknya mengandung makna kekayaan alam dari wisata alam Pekalongan. Dan itu dideskripsikan dalam tujuh motif warna yang berbeda.
3. Batik Terang Bulan
Motif lain dari batik Pekalongan adalah motif terang bulan. Motifnya menampakkan terangnya cahaya bulan purnama di malam hari. Batik seperti ini biasanya dipakai untuk aktivitas sehari-hari dan acara-acara formal seperti acara adat.
4. Batik Liong
Batik Liong ini adalah batik dengan pencampuran budaya Tionghoa. Tampak seperti ular dan naga. Memiliki makna perlawanan dan kekuatan.
5. Motif Batik Sawat
Motif Sawat ini banyak diminati masyarakat. Sawat sendiri memiliki arti melempar. Maksudnya, orang-orang Jawa memiliki keyakinan bahwa setiap kekuatan leluhur memiliki peran dalam mengendalikan alam semesta.
Konon, orang-orang Jawa itu mempunyai senjata Batara Indra, seperti petir atau kilat. Senjata ini digunakan dengan cara dilemparkan. Dan secara fisik tampak seperti ular yang bergigi tajam.
6. Batik Buketan
Batik Buketan adalah motif batik yang terpengaruh budaya Belanda. Cristina Van Zuylen, seorang perempuan keturunan Belanda yang pernah tinggal di Pekalongan, ialah yang memproduksi pola batik Buketan pertama kali di Indonesia.
Motif ini menggambarkan serangkaian bunga seperti buket bunga. Warna-warnanya pun cerah. Batik seperti ini ada juga di Bali.
7. Motif Batik Jlamprang
Motif ini berbentuk geometris, dan mengandung dua warna kombinasi. Kemunculan awalnya adalah karena ada kepercayaan Hindu dan Budha, sehingga terasa lebih sakral.
Jadi, tak aneh lagi kalau batik ini selalu digunakan jika ada upacara kepercayaan Hindu. Motif ini bermakna bahwa ada hubungan antara dua dunia yaitu dunia manusia dan dunia dewa.
8. Batik Jawa Hokokai
Motif ini adalah hasil dari akulturasi dengan budaya Jepang. Sudah dibuat oleh pengrajin batik Pekalongan sejak masa penjajahan Jepang di Indonesia.
Hokokai sendiri diambil dari nama organisasi masyarakat yaitu Himpunan Kebaktian Masyarakat. Pola batik ini agak rumit karena mengandung banyak ornamen dan warna-warna yang indah dengan nilai seni yang tinggi.
Pola umum yang dikandung batik ini adalah pola bunga dan kupu-kupu. Seperti pola baju kimono yang sering digunakan orang Jepang pada saat itu.
9. Batik Encim
Batik ini adalah batik yang terpengaruh budaya Cina. Encim adalah turunan dari bahasa Tionghoa yang artinya cici atau kakak perempuan. Interaksi dengan pribumi Jawa akhirnya mengubah kata cici menjadi encim.
Khasnya batik encim adalah pola flora dan memiliki warna yang banyak dan cerah. Bisa ditemukan di kain sarung, ada juga di busana-busana stylish, juga di dekorasi interior.
BACA : Motif Batik Jogja Paling Legendaris dan Filosofinya